Posts

Showing posts from May, 2010

Pengaruh Larutan Garam Hipertonik (10%) pada Pasien-Pasien Dengan Tekanan Intrakranial yang Meningkat Setelah Stroke

Abstrak Latar belakang dan tujuan – Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek larutan garam hipertonik pada pasien-pasien stroke yang mengalami peningkatan tekanan intrakranial (CIP) setelah terapi konvesional dengan mannitol tidak berhasil. Metode – Sebanyak 22 episode krisis ICP terjadi pada 8 pasien dimana pengobatan standar 200 mL mannitol 20% tidak efektif. Krisis ICP didefinisikan sebagai peningkatan ICP 20 mm Hg (n=18), abnormalitas pupillary (n = 3), atau kombinasi keduanya (n = 1). Pasien-pasien diobati dengan 75 mL larutan-garam 10% selama 15 menit. ICP, tekanan darah arterial rata-rata, dan tekanan perfusi serebral dipantau selama 4 jam. Gas darah, hematokrit, hemoglobin, pH, osmolaritas, dan kadar elektrolit diukur sebelum dan 15 dan 60 menit setelah dimulainya infusi. Pengobatan dianggap efektif jika ICP berkurang > 100% atau reaksi pupillary telah menjadi normal. Hasil – Pengobatan efektif pada ke 22 episode. Penurunan ICP maksimum adalah 9,9 mm Hg 35

Hubungan antara Penggunaan DMPA (Depot Medroksiprogesteron) dengan Perdarahan Uterin yang Meningkat pada Wanita yang Memiliki Berat-badan-berlebih dan Gemuk

Abstrak Latar belakang: Jutaan wanita di dunia menggunakan DMPA (depot medroksiprogesteron) untuk kontrasepsi. Efek samping yang umum mencakup ketidakteraturan perdarahan dan penambahan berat badan. Penelitian ini menguji apakah ada hubungan antara penggunaan DMPA pada wanita yang memiliki berat badan berlebih dan gemuk dengan perdarahan intrauterin yang meningkat. Metode: Data rekam medik didapatkan secara retrospektif dari tiga klinik kedokteran keluarga, yang memuat berat dan tinggi badan, terapi DMPA, dan  perdarahan yang meningkat atau berlebih. Indeks massa tubuh dihitung untuk masing-masing individu dan digunakan sebagai pengidentifikasi untuk penentuan kelompok. Kondisi-kondisi komorbid, seperti penggunaan obat yang bersamaan, riwayat kehamilan saat sedang menjalani terapi DMPA, usia, status sosial ekonomi (ditentukan menurut sumber asuransi), status pernikahan, dan jumlah anak (hanya mencakup kelahiran hidup), juga dicatat. Hasil: Hubungan terbalik ditemukan, sehingga me

Sintesis Kolagen

Keberadaan dan tidak adanya oksigen telah ditemukan mempengaruhi sintesis kolagen. TGF-β1 merupakan sebuah faktor pertumbuhan yang bertanggung jawab untuk transkripsi gen prokolagen. Aktivitas TGF-β1 juga telah diketahui meningkatkan migrasi fibroblast manusia yang dikulturkan muda. Falanga dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa hipoksia meningkatkan sintesis TGF-1β dan sekresi oleh fibroblast secara in vitro dan pengurangan ekspresi pro-kolagen 1 gen COLA1. Siddiqui dan rekan-rekannya juga menunjukkan bahwa hipoksia akut meningkatkan proliferasi fibroblast, sintesis kolagen, dan ekspresi mRNA TGF-β1. Kondisi-kondisi hipoksik kronis mengurangi aktivitas ini; akan tetapi, pengurangan ini bersifat reversibel ketika sel kembali ke lingkungan yang memiliki kadar oksigen lebih tinggi. Disamping itu, ROS (spesies oksigen radikal) yang dihasilkan dari tekanan oksidatif juga menimbulkan faktor pertumbuhan fibroblast.    

METODE-METODE LABORATORIUM UNTUK MEMERIKSA HEMOSTASIS DAN KOAGULASI DARAH

Tidak ada satu tes tunggal yang cocok untuk pemeriksaan keseluruhan proses hemostasis dan koagulasi darah dalam laboratorium, tetapi beberapa metode dengan tingkat kesulitan dan kegunaan berbeda tersedia untuk menilai berbagai komponen dan fungsi secara individual. Penekanan dari pembahasan berikut adalah pada metode-metode yang sederhana dan banyak tersedia di kebanyakan laboratorium. Interpretasi uji-uji yang paling umum digunakan dan kisaran nilai-nilai yang didapatkan pada subjek normal dengan teknik-teknik representatif dirangkum pada Tabel 51.2. Metode-metode definitif biasanya memerlukan personil laboratorium dan personil terlatih yang memiliki peralatan lengkap, dan dibahas disini hanya dari sudut pandang yang umum. Komentar-komentar tambahan tentang kegunaan dan kekurangan berbagai metode dimasukkan dalam bab-bab yang berkaitan dengan gangguan-gangguan individual. Untuk rincian yang berkenaan dengan metode-metode definitif seperti ini, pembaca dirujuk ke penelitian-penelitian

Keratosis lichenoid kronika pada seorang anak India setelah terjadinya eritroderma

Seorang anak laki-laki usia 4 tahun berkunjung ke klinik kami dengan keluhan lesi kulit linear yang sedikit gatal pada trunkus, lengan, dan wajahnya yang telah dialaminya selama 3 bulan. Sebelumnya dia berkunjung ke rumah sakit swasta karena eksfoliasi kulit menyeluruh yang dialaminya setelah meminum obat untuk demam dan nyeri otot. Sifat-sifat obat tersebut tidak diketahui. Dermatitis eksfoliatif diobati dengan predinosolon oral, 10 mg setiap hari, yang dosisnya terus dikurangi selama 3 pekan. Tidak ada obat topikal atau oral lainnya yang diberikan. Lesi kulit yang baru dialami ini bermula 1 bulan setelah dia menghentikan pemakaian steroid. Tidak ada riwayat keluarga untuk lesi kulit, perubahan suara, atau keluhan-keluhan sistemik.     Pemeriksaan kutaneous menunjukkan ridges linear retikulat yang berwarna keunguan dengan scaling adheren pada dada, punggung dan leher. Terdapat papula-papula bersisik dengan permukaan datar pada bagian pipi (Gbr. 1A-d dan 2a,b). Kulit kepala menunjukk

Sintesis Kolagen

Keberadaan dan tidak adanya oksigen telah ditemukan mempengaruhi sintesis kolagen. TGF-β1 merupakan sebuah faktor pertumbuhan yang bertanggung jawab untuk transkripsi gen prokolagen. Aktivitas TGF-β1 juga telah diketahui meningkatkan migrasi fibroblast manusia yang dikulturkan muda. Falanga dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa hipoksia meningkatkan sintesis TGF-1β dan sekresi oleh fibroblast secara in vitro dan pengurangan ekspresi pro-kolagen 1 gen COLA1. Siddiqui dan rekan-rekannya juga menunjukkan bahwa hipoksia akut meningkatkan proliferasi fibroblast, sintesis kolagen, dan ekspresi mRNA TGF-β1. Kondisi-kondisi hipoksik kronis mengurangi aktivitas ini; akan tetapi, pengurangan ini bersifat reversibel ketika sel kembali ke lingkungan yang memiliki kadar oksigen lebih tinggi. Disamping itu, ROS (spesies oksigen radikal) yang dihasilkan dari tekanan oksidatif juga menimbulkan faktor pertumbuhan fibroblast.

REAKSI PAS (ASAM SCHIFF PERIODIK)

Reaksi PAS digunakan utamanya untuk sitokimia leukosit. Metode ini dijelaskan di halaman 148. Sel-sel darah merah dewasa dan sitoplasma normoblast pada tahap perkembangan manapun tidak berwarna normal.         Akan tetapi, eritroblast bisa bereaksi positif pada kondisi dimana terdapat penyakit. Warna difus mendalam ditemukan pada eirtroleukemia dan intensitas warna yang lebih kecil bisa ditemukan pada thalassemia, anemia defisiensi zat besi, eritroblast darah tulang-belakang, anemia sideroblastis, mielosklerosis, berbagai tipe leukemia dan pada berbagai jenis anemia hemolitik. Reaksi positif juga telah ditemukan pada anemia pernicious, anemia aplastis, keracunan logam timbal dan polisitemia vera. Pada leukemia myeloid prekursor eritroid positif PAS telah dikaitkan dengan tingkat penyembuhan yang berkurang.

Hubungan kontaminasi air minum oleh arsenik dan tekanan darah pada wanita usia reproduktif di Mongolia Dalam, China

Abstrak Tingkat keterpaparan sangat tinggi yang dievaluasi pada penelitian-penelitian terdahulu, yang mengaitkan kadar arsenik air minum yang tinggi dengan prevalensi hipertensi menjadikan ekstrapolasi terhadap efek-efek vaskular potensial pada tingkat keterpaparan rendah sangat sulit. Sebuah penelitian cross-sectional dilakukan terhadap 8790 wanita yang baru-baru ini hamil di daerah Mongolia Dalam. Cina diketahui memiliki gradien keterpaparan arsenik air minum. Penelitian ini mengamati peningkatan kadar tekanan darah sistolik seiring dengan peningkatan kadar arsenik dalam air minum, pada tingkat keterpaparan yang rendah dibanding yang dilaporkan sebelumnya dalam literatur. Sebagaimana jika dibandingkan dengan kategori referensi (dibawah batas deteksi hingga 20 µg/L As/L), tekanan darah sistolik rata-rata populasi secara keseluruhan meningkat 1,29 mm Hg (95% CI 0,82, 1,75), 1,28 mm Hg (95% CI 0,49, 2,07), dan 2,22 mm Hg (95% CI 1,46, 2,97) pada saat konsentrasi arsenik air minum meni

Arsenik darah sebagai biomarker keterpaparan arsenik: Hasil dari sebuah penelitian prospektif

Abstrak Keterpaparan terhadap air minum yang terkontaminasi arsenik mengenai jutaan orang di dunia. Keterpaparan arsenik terkait dengan penyakit kulit, efek terhadap kulit, paru-paru, kanker ginjal dan hati, dan efek-efek kardiovaskular. Penelitian-penelitian di masa lalu yang melibatkan biomarker keterpaparan As biasanya mengevaluasi kadar As dalam urin (UAs) (disesuaikan untuk kreatinin urin), As pada rambut atau kuku kaki, tetapi tidak memeriksa As darah (BAs) karena konsentrasi dalam darah sangat rendah dan tidak terdeteksi dengan teknik-teknik spektrofometri serapan atom konvensional.     Pada sebuah analisis kasus-kohort terhadap 303 kasus penyakit kulit yang baru didiagnosa, dan 849 anggota sub-kohort yang dipilih secara acak dari 8092 partisipan studi HEALS di Araihazar, Bangladesh, kami mengevaluasi darah, urin, dan konsentrasi As air, dan meneliti hubungannya satu sama lain, dan hubungannya dengan risiko penyakit kulit. Konsentrasi BAs sangat terkait dengan konsentrasi UA