Hubungan antara Penggunaan DMPA (Depot Medroksiprogesteron) dengan Perdarahan Uterin yang Meningkat pada Wanita yang Memiliki Berat-badan-berlebih dan Gemuk

Abstrak

Latar belakang: Jutaan wanita di dunia menggunakan DMPA (depot medroksiprogesteron) untuk kontrasepsi. Efek samping yang umum mencakup ketidakteraturan perdarahan dan penambahan berat badan. Penelitian ini menguji apakah ada hubungan antara penggunaan DMPA pada wanita yang memiliki berat badan berlebih dan gemuk dengan perdarahan intrauterin yang meningkat.

Metode: Data rekam medik didapatkan secara retrospektif dari tiga klinik kedokteran keluarga, yang memuat berat dan tinggi badan, terapi DMPA, dan  perdarahan yang meningkat atau berlebih. Indeks massa tubuh dihitung untuk masing-masing individu dan digunakan sebagai pengidentifikasi untuk penentuan kelompok. Kondisi-kondisi komorbid, seperti penggunaan obat yang bersamaan, riwayat kehamilan saat sedang menjalani terapi DMPA, usia, status sosial ekonomi (ditentukan menurut sumber asuransi), status pernikahan, dan jumlah anak (hanya mencakup kelahiran hidup), juga dicatat.

Hasil: Hubungan terbalik ditemukan, sehingga menandakan bahwa berat badan berlebih atau obesitas terkait dengan penurunan risiko perdarahan yang meningkat atau berlebih saat pasien sedang menjalani terapi DMPA (rasio risiko 0,47) atau kemungkinan bahwa berat badan berlebih/obesitas melindungi terhadap peningkatan perdarahan. Tidak ada hasil signifikan untuk pertimbangan terhadap usia, status perkawinan, status sosial ekonomi, kondisi medis, atau jumlah anak.

Kesimpulan: Temuan bahwa berat badan berlebih atau obesitas terkait dengan penurunan risiko perdarahan yang meningkat atau berlebih bisa membantu ketika menyarankan beberapa pilihan kontrasepsi kepada pasien-pasien ini, khususnya dengan pengetahuan bahwa efek samping yang berkurang meningkatkan kecenderungan untuk ketaatan pengobatan dan kepuasan pasien.


Depot Medroksiprogesteron (DDMPA), yang disetujui oleh FDA sebagai sebuah obat kontrasepsi suntik pada tahun 1992, digunakan oleh jutaan wanita di seluruh dunia. Dengan menghambat ovulasi melalui penekanan gerakan gonadotropin pra-ovulasi, obat kontrasepsi ini sangat efektif jika diberikan setiap 14 pekan. Banyak pasien yang datang ke klinik kedokteran keluarga yang dimasukkan dalam penelitian ini melaporkan hasil yang tidak optimal atau tidak sukses dengan metode kontrasepsi lain tetapi merespon positif terhadap terapi DMPA. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah ketidakteraturan aliran menstrual. Karena sekitar 58% dari pasien wanita usia reproduktif ini berbadan gemuk dan berberat badan berlebih, maka ada pertanyaan yang muncul tentang kemungkinan adanya hubungan antara berat badan berlebih atau obsesitas dengan ketidakteraturan menstrual, khususnya dengan perdarahan yang meningkat dan berlebih, selama pasien sedang menjalani terapi DMPA. Walaupun ketidakteraturan jumlah dan frekuensi aliran menstrual dan penambahan berat badan merupakan efek samping yang telah diketahui dari terapi DMPA, belum ada literatur yang menyebutkan frekuensi ketidakteraturan menstrual pada wanita gemuk dan berberat badan berlebih saat sedang menjalani terapi DMPA. Dengan demikian, penelitian ditujukan untuk menentukan apakah ada hubungan antara perdarahan uterin yang meningkat atau berlebih dengan penggunaan DMPA pada wanita gemuk atau yang memiliki berat badan berlebih.

Metode
   
Antara tahun 1996 sampai 1998, wanita yang menggunakan DMPA untuk kontrasepsi diidentifikasi di tiga klinik kedokteran keluarga di Memphis, Tenn. Mereka yang dipilih telah mendapatkan 9 bulan atau lebih terapi DMPA (tiga atau lebih suntikan berturut-turut). Sebanyak 265 wanita memenuhi kriteria ini; 260 memiliki grafik yang mengandung informasi cukup untuk menyelesaikan penelitian.

Kriteria eksklusi
   
Kriteria eksklusi mencakup (1) perdarahan vaginal yang tidak terdiagnosa pada saat terapi DMPA dimulai, (2) riwayat kehamilan saat sedang menjalani terapi DMPA, (3) ketidakpatuhan terhadap resimen suntik DMPA (berhenti menggunakan), (4) mendapatkan DMPA dengan alasan selain sebagai terapi kontrasepsi, dan (5) grafik yang tidak lengkap. Wanita yang mengalami terapi bersamaan dengan aminoglutethimida juga dikeluarkan, karena terapi seperti ini menurunkan efikasi DMPA.

Desain penelitian
   
Dengan menggunakan desain kohort retrospektif, data rekam medik didapatkan dari tiga klinik kedokteran keluarga. Catatan tentang berat dan tinggi badan, terapi DMPA, dan perdarahan yang meningkat atau berlebih dipertimbangkan. Indeks massa tubuh (BMI) dihitung untuk masing-masing individu dan digunakan sebagai penentu untuk dimasukkan ke dalam salah satu dari dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 135 wanita yang memiliki berat dan tinggi badan proporsional. Kelompok kedua terdiri dari 125 wanita: 71 dianggap gemuk, dan 54 dianggap memiliki berat badan berlebih. Wanita yang melaporkan mengalami perdarahan meningkat atau berlebih dikelompokkan menurut informasi yang terdapat dalam grafik medis individu dari dokter mereka.
   
Perdarahan yang meningkat didefinisikan sebagai catatan dengan kategori “aliran meningkat”, “mens lebih berat”, “durasi mens meningkat”, dan “spotting meningkat” saat sedang menjalani terapi DMPA. Perdarahan berlebih didefinisikan sebagai catatan dengan kategori “aliran berlebih”, “perdarahan berlebih”, “perdarahan terus menerus”, dan “aliran terus menerus” selama terapi DMPA. Selain untuk menentukan definisi standar, format ini juga dapat meminimalisir potensi bias pemeriksa dalam menginterpretasi data yang akan dikumpulkan.
   
Untuk mengatasi variabel-variabel pembaur potensial, data rekam medik berkaitan lainnya juga diperhitungkan, seperti kondisi medis komorbid, penggunaan obat lain secara bersamaan, riwayat kehamilan saat sedang menjalani DMPA, usia, status sosial ekonomi (yang ditentukan berdasarkan sumber asuransi), status perkawinan, dan jumlah anak (hanya kelahiran hidup; aborsi dan keguguran tidak dipertimbangkan).
   
Definisi baku berat dan tinggi badan untuk obesitas, berat-badan-berlebih, dan berat dan tinggi proporsional didasarkan pada Panduan First Federal Obesity Clinical. BMI, sebuah satuan hubungan berat dan tinggi badan, dihitung sebagai berat dalam kilogram dibagi dengan tinggi dalam meter pangkat dua: berat(kg)/tinggi(m2). Gemuk (obese) didefinisikan memiliki BMO 30 atau lebih, berat-badan-berlebih memiliki BMI antara 25 sampai 29,9, dan berat dan tinggi proporsional memiliki BMI kurang dari 25. Berat pada saat DMPA dimulai dibandingkan dengan berat yang paling terakhir dicatat untuk penyesuaian perhitungan, jika diperlukan.
   
Untuk mengabsahkan terapi DMPA, termasuk durasi dan konsistensi penggunaan, dua metode dokumentasi direview dan digunakan sebagai referensi dalam informasi pemeriksaan silang. Jumlah suntikan dan tanggal pelaksanaan didapatkan dari data billing dan rekam medik. Durasi terapi dihitung dengan mengkali 3 jumlah suntikan. Konsistensi penggunaan ditentukan dengan mencatat tanggal penyuntikan. Penundaan penyuntikan selama 98 hari dianggap berhenti menggunakan DMPA.

Hasil
   
Distribusi data demografi populasi ditunjukkan pada Tabel 1. Usia berkisar mulai kurang dari 18 tahun sampai 40 tahun ke atas, dengan persentase tertinggi pada kategori usia 22-30 tahun (122 wanita, 46,9%). Jenis asuransi sebagai indikator sosial ekonomi didefinisikan sebagai asuransi pribadi, self-pay, dan TennCare, dengan jumlah pasien tertinggi yang menggunakan asuransi TennCare (244 wanita, 93,8%). Status perkawinan didefinisikan sebagai singel, menikah, cerai, atau janda dengan jumlah terbanyak adalah wanita singel (186 wanita, 71,5%). Total jumlah anak berkisar antara 0 sampai 7, dengan kelompok terbesar memiliki 1 anak (113 wanita, 43,6%).
   
Total jumlah suntikan DMPA per pasien berkisar mulai dari 3 (102 wanita, 39,2%) sampai 10 (1 wanita, 0,4%). Total jumlah resimen terapi DMPA kontinyu berkisar mulai kurang dari 12 bulan (31 wanita, 11,9%) sampai lebih dari 48 bulan (11 wanita, 4,2%), dengan jumlah wanita terbesar yang termasuk kategori 12-23 bulan (151 wanita, 58,1%).
   
Kejadian perdarahan meningkat atau berlebih dihitung dan diperoleh untuk masing-masing kelompok (Tabel 2). Perdarahan yang meningkat atau berlebih terjadi pada 4,8% kelompok gemuk dan kelompok berat-badan-berlebih dan pada 9,6% dari kelompok yang dianggap proporsional tinggi dan berat badannya. Hasil menunjukkan adanya hubungan terbalik, sehingga menandakan bahwa berat-badan-berlebih atau obesitas terkait dengan penurunan risiko perdarahan berlebih saat sedang menjalani terapi DMPA (rasio risiko 0,47), atau kemungkinan memberikan perlindungan terhadap perdarahan berlebih. Dengan menggunakan uji chi-square, analisis lebih lanjut yang membandingkan dua kelompok tidak menemukan perbedaan hasil (P < 0,40) ketika pertimbangan diberikan untuk faktor usia, status perkawinan, status sosial-ekonomi, kondisi medis, atau jumlah anak.

Diskusi
   
The National Center for Health Statistics melaporkan bahwa obesitas merupakan sebuah epidemik, dan 49% wanita di Amerika Serikat mengalami obesitas dan berat-badan-berlebih. Walaupun jumlah ini cukup besar dan mewakili para wanita yang memiliki kebutuhan kesehatan khusus dan risiko tertentu, para penyedia perawatan kesehatan harus mempertimbangkan bahwa wanita-wanita ini memiliki kebutuhan tambahan selain konseling tentang gizi, olahraga, dan obat-obat penurun berat badan yang tersedia.
   
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah ada hubungan perdarahan yang meningkat atau berlebih dengan penggunaan DMPA pada wanita gemuk dan berberat-badan-berlebih. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan terbalik pada wanita-wanita ini. Berat-badan-berlebih atau obesitas terkait dengan penurunan risiko perdarahan yang meningkat atau berlebih dibanding dengan kelompok yang memiliki berat dan tinggi badan proporsional. Temuan-temuan ini bisa bermanfaat ketika memberikan konseling pasien-pasien ini berkenaan dengan pilihan-pilihan kontrasepsi, khususnya dengan pengetahuan bahwa efek-efek samping yang berkurang meningkatkan kecenderungan terhadap kepatuhan dan kepuasan pasien.
   
Penelitian ini menunjukkan (tanpa identifikasi faktor berat badan) kasus perdarahan meningkat atau berlebih sebesar 7,3%, yang sejalan dengan dua penelitian terbaru lainnya. Dalam sebuah studi klinis yang melibatkan 3.095 pasien yang dilakukan oleh Pharmacia & Upjohn, alasan paling umum untuk menghentikan DMPA sebagai kontrasepsi adalah perdarahan uterin. Penelitian ini menemukan bahwa 8,4% partisipan menghentikan DMPA karena alasan ini. Dalam penelitian lain yang melibatkan 140 pasien, 7,23% dari 140 pasien menghentikan DMPA untuk kontrasepsi karena perdarahan berlebih.
   
Sebagai kekurangan, ukuran populasi penelitian ini relatif kecil, dan para partisipan mungkin memiliki karakteristik tidak teridentifikasi yang akan menimbulkan variabel-variabel signifikan. Walaupun berbagai upaya dilakukan untuk menggunakan semua informasi yang relevan, data kami terbatas pada pelaporan pasien, informasi rekam medik, dan dokumentasi grafik. Status merokok, ras, dan penggunaan suplemen herbal tidak dipertimbangkan tetapi mungkin memiliki beberapa peran. Telah dilaporkan bahwa ginkgo biloba dan ginseng bisa memicu perdarahan, dan ginseng serta buah tertentu seperti palem kecil (saw palmetto) bisa berinteraksi dengan obat kontrasepsi hormonal, sehingga mengurangi efektifitas DMPA. Karena penggunaan suplemen herbal menjadi lebih umum, interaksinya dengan pengobatan dan kebutuhan untuk inklusi dalam dokumentasi rekam medik menjadi pertimbangan yang penting. Disamping itu, pasien yang melaporkan gejala-gejala bisa meningkat dan tidak didukung oleh bias penyedia perawatan kesehatan.
   
Diharapkan agar, disamping meningkatkan jumlah literatur yang tersedia tentang penggunaan DMPA, informasi yang diperoleh dalam penelitian ini mendorong penelitian-penelitian berikutnya untuk meningkatkan kepuasan pengguna DMPA dan kepatuhan terapeutik jangka panjang. Penelitian ini juga dilakukan dengan pertimbangan jumlah wanita, yang mewakili bagian signifikan dari populasi Amerika Serikat tetapi yang seringkali diremehkan dalam promosi kesehatan perawatan preventif selain penurunan berat badan dan pengendalian berat badan.

Comments

Popular posts from this blog

Kemajuan-kemajuan terbaru dalam memahami patogenesis pemfigus vulgaris

Sintesis Kolagen