Cystatin C bisa diukur secara meyakinkan dalam sampel-sampel darah kapiler

Cystatin C bisa menjadi alternatif yang menjanjikan untuk menggantikan kreatinin serum sebagai penanda filtrasi glomerular. Pada anak-anak, cystatin C sangat bermanfaat karena konsentrasinya konstan setelah usia 1 tahun. Berbeda dengan kreatinin, cystatin C tidak perlu disesuaikan dengan berat atau tinggi badan untuk memperkirakan laju filtrasi glomerular.

Pada anak-anak yang masih kecil, pengambilan sampel darah kapiler sering lebih disukai ketimbang venipunktur dan digunakan untuk berbagai uji biokimia. Akan tetapi, darah kapiler tidak cocok untuk semua uji biokimia, karena merupakan campuran antara darah vena dan darah arteri dan bisa dikontaminasi oleh cairan interstitial atau bahkan cairan intraseluler. Cystatin C dihasilkan oleh sema sel berinti dalam tubuh dan memasuki interstitium dan, dari sini, masuk ke aliran darah. Konsentrasi cystatin C cukup sebanding pada kebanyakan cairan tubuh yang diteliti (misalnya, darah, air mata, air susu, saliva, dan cairan synovial), dan hanya mengalami metabolisme ekstratenal yang minimal.



Berdasarkan temuan-temuan ini, kami menyimpulkan bahwa perbedaan besar konsentrasi cystatin C dalam darah dan cairan interstitial tidak mungkin, dan kami berhipotesis bahwa konsentrasi cystatin C tidak berbeda jauh dalam sampel darah kapiler dan sampel darah vena.

Pada sebuah studi pendahuluan, kami mengukur cystatin C dalam sampel-sampel serum kapiler dan vena. Sebanyak 41 relawan dewasa, anggota staf dari Departemen Kimia Klinik dan Pediatri (usia rata-rata 40 tahun; rentang 21-57 tahun), diminta untuk memberikan darah dengan teknik venipunktur dan punktur kapiler jari. Darah dari venipunktur dikumpulkan dalam tabung-tabung pengumpulan darah. Punktur kapiler dilakukan dengan lanset alir, dan darah dikumpulkan dalam tabung-tabung 0,6-mL. Kedua wadah ini mengandung gel pemisah tanpa antikoagulan. Preparasi pra-analitik mencakup sentrifugasi selama 10 menit pada 2000g untuk sampel vena dan 4 menit pada 21.000g untuk sampel kapiler. Sampel-sampel serum disimpan dalam botol dingin polietilen (Nalgen Labware) pada suhu -20oC sampai pengukuran dilakukan.

Cystatin C diukur dengan uji imunonefelometrik tertingkat partikel standar (N-Latex Cystatin C0 pada alat nefelometer BN ProSpec. Volume serum minimum yang diperlukan untuk adalah 150 μL. Uji dilakukan menurut instruksi pabrik. Untuk menentukan perbedaan dan variasi antara kedua tipe sampel, kami melakukan regresi Passing dan Bablok dan analisis Bland-Altman, dengan menggunakan software MedCalc, Ver. 7.4.20.

Perbedaan antara nilai mean diuji dengan uji-t berpasangan. Nilai P < 0,05 dianggap signifikan secara statistik. Kekuatan statistik untuk mendeteksi perbedaan konsentrasi cystatin C sebesar 0,02 mg/L antara kedua teknik pengambilan-sampel adalah 90%.

Untuk 41 sampel kapiler (y) dan vena (x) berpasangan, persamaan regresi Passing-Bablok adalah: y = 1,0357x – 0,0255 mg/L. Interval kepercayaan 95% adalah -0,1145 sampai 0,0648 mg/L (tidak signifikan) untuk intersep dan 0,9086-1,1600 untuk kemiringan (tidak signifikan). Perbedaan rata-rata antara kedua metode adalah 0,006 mg/L (95% interval kepercayaan, -0,053 sampai 0,064 mg/L) tanpa ada bukti bias terkait konsentrasi (Gbr. 1). Uji-t berpasangan menghasilkan nilai t 1,189 (tidak signifikan).

Pengambilan-sampel darah kapiler telah banyak digunakan, tetapi variasi perfusi kulit lokal bisa mengarah pada perbedaan komposisi sampel. Untuk cystatin C kami tidak menemukan perbedaan sistematis antara sampel darah vena dan kapiler. Perbedaan kecil yang diamati (Gbr. 1) mencakup impresisi analitik dari uji ini, yang kami lakukan menurut NCCLS EP5 adalah 5% (CV) pada 1,9 mg/L dan 4% pada 0,8 mg/L. Dengan demikian, perbedaan antara konsentrasi vena dan kapiler tampak dapat diterima dalam praktek klinis.

Penelitian kami memiliki sekurang-kurangnya dua kekurangan. Kekurangan pertama adalah bahwa konsentrasi cystatin C berada dalam rentang referensi laboratorium kami sehingga temuan kami tidak bisa diberlakukan pasien pasien-pasien yang mengalami gagal ginjal. Akan tetapi penelitian ini menunjukkan penyeimbangan cystatin C yang baik antara bagian-bagian yang berpotensi terlibat dalam pengambilan-sampel darah kapiler, sehingga menunjukkan bahwa kemungkinan ini tidak mungkin. Kekurangan lain adalah bahwa kami tidak meneliti anak-anak. Penelitian-penelitian terdahulu yang membandingkan pengambilan-sampel darah vena dan kapiler dari berbagai analit pada anak-anak dan dewasa tidak menunjukkan efek usia terhadap kesepakatan hasil dengan teknik-teknik pengambilan sampel ini.

Sebagai kesimpulan, temuan kami menunjukkan bahwa cystatin C bisa diukur secara meyakinkan pada sampel-sampel serum yang diperoleh dari punktur jari kapiler dan dengan penggunaan uji imunonefelometri tertingkat partikel yang tersedia secara komersial untuk protein.

Comments

Popular posts from this blog

Kemajuan-kemajuan terbaru dalam memahami patogenesis pemfigus vulgaris

Sintesis Kolagen

Herpes Genital