Posts

Showing posts from March, 2010

Masalah-Masalah Dermatologi pada Wanita Lanjut Usia

Wanita yang berusia 65 tahun ke atas mewakili 7% dari populasi Amerika Serikat. Total populasi tua mencakup 35 juta, yang mewakili 12,4% dari semua penduduk Amerika. Wanita lanjut usia mewakili sebagian besar penduduk tua Amerika. Persentase pria dan wanita lanjut usia telah meningkat 100% antara 1960 sampai 1994. Peningkatan ini akan terus terjadi ketika kelompok baby boomer (mereka yang dilahirkan antara 1946 sampai 1964) mulai memasuki dekade ke-6 masa hidup. Pada tahun 2025, 20% dari populasi Amerika Serikat akan berusia 65 ke atas. Di negara maju dan negara berkembang, jumlah orang lanjut usia semakin meningkat. Dengan demikian isu-isu dalam dermatologi geriatri melintasi batas-batas kultural dan batas-batas etnis. Istilah geriatri lazimnya digunakan untuk kelompok tua yang berusia 65 tahun ke atas. Ketika kita hidup lebih lama dan memiliki gaya hidup yang aktif dan sehat, maka usia 50 sekarang ini sebanding dengan usia 40 di masa lalu, dan usia 70 masa kini sebanding dengan usia

Penulisan Soal-Soal Pilihan ganda untuk Aktivitas Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan dan Modul-Modul Penilaian Mandiri

Janette Collins, MD, Med, FCCP Abstrak     Soal pilihan ganda merupakan jenis soal tes yang paling umum digunakan dalam ujian pendidikan kedokteran berkelanjutan dan kedokteran sarjana radiologi. Sekarang bahwa para ahli radiologi sedang berpartisipasi dalam penjagaan proses sertifikasi, maka semakin diperlukan adanya modul-modul penilaian-mandiri yang mencakup soal-soal pilihan ganda, dan orang-orang yang memiliki keahlian menulis untuk membuat modul-modul seperti ini. Walaupun prinsip-prinsip penulisan-item efektif telah didokumentasikan, pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ini sangat umum dalam pendidikan kedokteran. Panduan-panduan untuk pembuatan tes terkait dengan pengembangan sasaran pendidikan, penentuan tingkat pembelajaran untuk masing-masing tujuan, dan penulisan soal pilihan ganda efektif yang menguji pembelajaran tersebut. Sasaran-sasaran pendidikan harus dituliskan dalam bentuk perilaku yang dapat diamati yang memungkinkan sebuah penilaian akurat tentang apakah mahas

Prinsip Imunoasai Hamburan Cahaya

Imunoasai yang didasarkan pada pengukuran cahaya yang dihamburkan atau diserap adalah perluasan dari prinsip-prinsip pokok yang mendasari uji agglutinasi lateks. Perubahan cahaya yang dihamburkan atau diserap oleh larutan Ab (atau Ag) digunakan untuk mengukur jumlah Ag (atau Ab) yang menyebabkan reaksi pengendapan Ab-Ag imunologis atau reaksi agglutinasi (jika lateks digunakan).     Dalam imunoasai hamburan-cahaya dasar, antigen-antigen polivalen bereaksi dengan antibodi-antibodi divalen membentuk kompleks-kompleks yang besar, antibodi ini secara efektif membentuk sebuah jembatan antara molekul-molekul antigen. Sebuah antigen protein, yang bisa dianggap multivalen, dengan kemungkinan banyak salinan epitop sama serta epitop berbeda, bisa menghasilkan kompleks imun besar yang tersusun atas beberapa molekul.

Prevalensi lesi mukosa mulut diantara pasien-pasien yang mengunjungi sebuah departemen OM dan radiologi di India Selatan

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi prevalensi lesi mukosa mulut di Manipal, Propinsi Karnataka, India. Sebanyak 1190 pasien yang mengunjungi departemen OM dan radiologi untuk diagnosis berbagai keluhan mulut selama periode 3 bulan diwawancarai dan diperiksa secara klinis untuk lesi-lesi mukosa mulut. Hasil menunjukkan adanya satu atau lebih lesi mukosa pada 41,2% populasi. Kondisi Fordyce ditemukan paling sering (6,55%) diikuti keratosis gesekan (5,79%), lidah berfisur (5,71%), leukoedema (3,78%), pakatal perokok (2,77%), aphthae rekuren, fibrosis submukosa mulut (2,01%), malignansi oral (1,76%), leukoplakia (1,59%), median rhomboid glossitis (1,50%), candidiasis (1,3%), lichen planus (1,20%), varises (1,17%), ulser traumatik dan leukoplakia berambut (1,008%), stomatitis gigitiruan, lidah geografik, mukosa pengunyah pinang dan fibroma iritasi (0,84%), herpes labialis, angular cheilitis (0,58%), dan mukosel (0,16%). Lesi-lesi mukosa seperti lesi-lesi yang terkait tembak

Perbandingan Fototoksisitas Gel dan Krim Baru yang Mengandung Psoralen dengan PUVA-Mandi

Abstrak Latar belakang: Fotokemoterapi PUVA-mandi telah menjadi salah satu alternatif bagi terapi PUVA oral karena beberapa kelebihan yang dimiliki dibanding PUVA sistemik, misalnya, tidak ada risiko oftalmologi dan nausea, dan dosis UVA kumulatif yang lebih rendah. Akan tetapi, kekurangan utamanya adalah diperlukannya bak mandi dan beberapa pasien merasa tidak nyaman berbagi bak mandi dengan orang lain. Preparasi yang mengandung psoralen topikal bisa menjadi alternatif untuk resimen yang aman, nyaman, dan mujarab dalam terapi PUVA topikal. Tujuan: Tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk membandingkan intensitas respons fototoksik antara larutan mandi 8-MOP dan preparasi gel dan krim 8-MOP dengan konsentrasi berbeda. Bahan dan Metode: Larutan mandi (0,375%), gel (0,0025% sampai 0,010%) dan krim (0,0025% sampai 0,010%) diaplikasikan ke kulit punggung atas yang tampak normal pada 23 relawan yang tidak memiliki riwayat fotosensitifitas. Peningkatan dosis UVA (0,25 menjadi 7,0 J

Tanya Jawab Retinoid

1. Apa itu retinoid? Retinoid memiliki struktur dasar yang sama dengan vitamin A (retinol). Vitamin A merupakan sebuah vitamin larut-lemak yang pertama kali diekstrak dari kuning telur pada tahun 1909. Vitamin ini bisa diperoleh secara langsung dari diet (seperti hati) atau dihasilkan dari karotenoid, sebuah prekursor berpigmen yang ditemukan melimpah dalam sayuran kuning seperti kentang. Beta-karoten, yang merupakan karotenoid utama dalam kentang, sangat efisien dalam hal kemampuannya untuk diubah menjadi vitamin A. Efek-efek fisiologis dari vitamin A cukup banyak, tetapi fungsi yang paling umum adalah diferensiasi jaringan (khususnya jaringan epitelium), pertumbuhan secara umum, fungsi penglihatan, dan reproduksi. Retinoid bisa dihasilkan secara alami selama metabolisme vitamin A, tetapi kebanyakan retinoid adalah retinoid sintetik. Retinoid sintetik dihasilkan dengan mengubah apakah gugus ujung polar, rantai samping poliena, atau gugus siklik dari vitamin A. Lebih dari 1500 retino

Pengobatan Dermatosis Bulosa IgA Linier (LABD) Anak dengan Mikofenolat Mofetil

LAPORAN KASUS     Seorang anak perempuan 27 bulan memiliki riwayat pelepuhan yang telah berlangsung 5 pekan. Pelepuhan ini pada awalnya hanya terjadi pada politeal fossae dan wajah tetapi selanjutnya meluas sampai ke sebagian besar ekstremitasnya, alat kelamin, dan bagian-bagian trunkus. Pengobatan yang diberikan sebelum memeriksakan diri ke dokter kulit mencakup amoksisilin dan betametason dipropionat dan tidak ada perubahan. Riwayat pengobatannya cukup signifikan untuk asma, gejala α-thalassemia, dan infeksi chlamydia okular neonatal. Dia tidak sedang mengkonsumsi obat dan tidak memiliki riwayat alergi obat.

Fungsi Cystatin C dalam Kedokteran

Cystatin C atau Cystatin 3 (dulunya disebut runut Gamma, post-gamma-globulin atau polipeptida basa neuroendokrin), sebuah protein yang dikodekan oleh gen CST3, utamanya digunakan sebagai penanda-biologis (biomarker) untuk fungsi ginjal. Baru-baru ini, cystatin C telah diteliti peranannya dalam mempredksikan onset-baru atau pemburukan penyakit kardiovaskular. Protein ini juga kelihatannya memegang peranan dalam gangguan otak yang melibatkan amyloid (sebuah tipe deposisi protein khusus), seperti penyakit Alzheimer.    

Uji fungsi ginjal baru lebih baik dibanding uji standar dalam memperkirakan dampak mortalitas dan kardiovaskular

Cystatin C, sebuah uji darah baru untuk fungsi ginjal, merupakan indikator yang lebih baik untuk risiko kematian dan kardiovaskular diantara lansia dibanding uji standar untuk fungsi ginjal, berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine. Uji yang lebih sensitif ini membedakan risiko kardiovaskular rendah, menengah dan tinggi, yang bisa memungkinkan pendeteksian lebih dini.     Pada penelitian yang dimaksud di atas, para peneliti membandingkan dua tolak ukur fungsi ginjal, Cystatin C dan kreatinin, sebagai indikator kematian dari semua penyebab, kematian dari penyebab kardiovaskular, dan kejadian serangan jantung dan stroke diantara 4.637 partisipan lansia dalam penelitian tersebut.

Cystatin C

Sampel Uji Apa yang diuji?     Cystatin C merupakan sebuah inhibitor cystein proteinase, sebuah molekul kecil yang dihasilkan oleh sel-sel berinti (sel-sel yang memiliki material genetik pada pusatnya, yang kebanyakan merupakan sel tubuh). Cystatin C dihasilkan dan dimusnahkan dengan laju konstan dan ditemukan pada berbagai cairan tubuh seperti darah, cairan spinal, dan air ASI.     Cystatin C disaring dari  oleh glomeruli, yang merupakan kelompok-kelompok pembuluh darah kecil dalam ginjal yang memungkinkan air, zat-zat terlarut dan limbah melewati dindingnya disamping menyaring sel-sel darah dan protein-protein yang lebih besar. Yang melewati dinding glomerulus membentuk sebuah cairan filtrat. Tubuh kemudian menyerap ulang Cystatin C, glukosa, da beberapa zat lain dari filtrat, disamping membiarkan zat-zat lain dibawa bersama cairan ke kandung kemih dan pada akhirnya keluar dari tubuh bersama urin. Cystatin C yang diserap ulang ketika filtrat glomerular terbentuk kemudian diurai

Cystatin C bisa diukur secara meyakinkan dalam sampel-sampel darah kapiler

Cystatin C bisa menjadi alternatif yang menjanjikan untuk menggantikan kreatinin serum sebagai penanda filtrasi glomerular. Pada anak-anak, cystatin C sangat bermanfaat karena konsentrasinya konstan setelah usia 1 tahun. Berbeda dengan kreatinin, cystatin C tidak perlu disesuaikan dengan berat atau tinggi badan untuk memperkirakan laju filtrasi glomerular. Pada anak-anak yang masih kecil, pengambilan sampel darah kapiler sering lebih disukai ketimbang venipunktur dan digunakan untuk berbagai uji biokimia. Akan tetapi, darah kapiler tidak cocok untuk semua uji biokimia, karena merupakan campuran antara darah vena dan darah arteri dan bisa dikontaminasi oleh cairan interstitial atau bahkan cairan intraseluler. Cystatin C dihasilkan oleh sema sel berinti dalam tubuh dan memasuki interstitium dan, dari sini, masuk ke aliran darah. Konsentrasi cystatin C cukup sebanding pada kebanyakan cairan tubuh yang diteliti (misalnya, darah, air mata, air susu, saliva, dan cairan synovial), dan hanya