Hubungan antara asupan sodium dan kalium dengan tekanan darah

Hubungan garam dengan hypertensi masih belum jelas. Penelitian menunjukkan bahwa asupan sodium yang lebih tinggi terkait dengan kejadian hypertensi yang lebih besar yang tidak disertai dengan akumulasi sodium dalam jaringan. Efek hypertensinogenik akut dari sodium klorida pada ayam, kelinci, dan pengerat telah diketahui. Pada manusia, penelitian-penelitian serupa masih sedikit dan berhubungan dengan efek dari sodium klorida dalam jumlah banyak yang menghasilkan pertambahan berat badan, edema, dan peningkatan tekanan darah.


Penelitian-penelitian lebih lanjut tentang efek peningkatan asupan garam terhadap tekanan daerah selama periode yang relatif singkat telah disarankan. Karena kalium memiliki aksi protektif terhadap hypertensi yang ditimbulkan sodium pada mamalia, maka efek seperti ini pada manusia juga memerlukan penelitian.

Eksperimen-eksperimen berikut disarankan untuk menguji efek dari:

1)Asupan sodium klorida yang meningkat terhadap tekanan darah individu normal dan pasien yang mengalami hypertensi esensial, ringan dan tidak diobati (eksperimen 1A).
2)Pemberian campuran kalium dan sodoium klorida terhadap setiap perubahan tekanan daerah yang dihasilkan oleh peningkatan asupan sodium klorida pada kelompok di atas (eksperien 1B).
3)Asupan sodium klorida yang meningkat terhadap tekanan daerah pasien yang mendapatkan terapi thiazida untuk hypertensi arterial sistemik yang ringan (eksperimen 2).
4)Pemberian campuran kalium dan sodium klorida terhadap tekanan daerah pasien yang mendapatkan thiazida untuk hypertensi arterial sistemik ringan yang menjadi hypokalemik dan normotensif dengan terapi tersebut (eksperimen 3).

Metode

Pada semua eksperimen, pasien diinstruksikan untuk menentukan tekanan darah sendiri di rumah di awal pagi dan di akhir malam dalam posisi berdiri dan berbaring. Karena empat nilai tekanan daerah memberikan hubungan yang konstan, dan karena manfaatnya yang lebih besar sebagai nilai dasar, maka hanya tekanan di awal pagi dengan posisi berbaring yang digunakan.
Eksperimen 1A
    Kelompok 1A terdiri dari tujuh pasien yang memiliki tekanan daerah labil, atau mengalami hypertensi arterial sistemik yang tidak diobati dan tiga relawan normotensif. Subjek-subjek mempertahankan asupan sodium klorida harian dan mencatat berat badan setiap pagi sebelum sarapan. Sodium klorida tambahan diberikan dalam wadah, masing-masing mengandung 6 g sdium klorida plus 6 g pengisi inert untuk dicerna setiap hari, baik pada makanan atau dengan minuman, selama 2 sampai 9 pekan. Penentuan urin 24 jam dilakukan untuk menguatkan kadar asupan sodium dalam eksperimen 1 dan 2.

Eksperimen 1B

Kelompok 1B terdiri dari 10 individu asma dari Kelompok 1A, yang pada akhir periode pemberian sodium klorida diberikan wadah yang masing-masing mengandung campuran 6 g sodium klorida dan 6 g kalium klorida, untuk dicerna setiap hari selama periode 4 pekan.

Eksperimen 2

Kelompok 2 terdiri dari delapan pasien yang memiliki hypertensi arterial sistemik ringan. Tekanan darah awal didapatkan dengan diet normal dan meskipun pengobatan hidroklorotiazida sebelumnya dihentikan selama 2 pekan atau lebih, selama mana pasien mendapatkan tablet placebo setiap haru. Semua pasien kemudian diberikan 50 mg hidroklorothiazioda setiap hari selama 4 pekan. Selama 4 pekan selanjutnya, hidroklorothiazida dilanjutkan dan 5 g sodium klorida ditambahkan setiap hari ke dalam diet.

Eksperimen 3

Kelompok 3 terdiri dari lima pasien dari Kelompok 2 yang pada saat terapi thiazida memiliki tekanan daerah yang normal atau hanya sedikit meningkat dan mengalami hypokalemia. Pasien-pasien ini diberikan 5 g sodium klorida sambil melanjutkan terapi thiazida dan juga diberikan 5 gram kalium klorida selama periode 2 pekan, kemudian 2 pekan hanya mendapatkan 5 g sodium klorida setiap hari. Terakhir, disamping masih mengkonsumsi thiazida, campuran sodium dan kalium klorida dari 5 gram masing-masing diberikan setiap hari selama periode 2 pekan tambahan. Pada akhir masing-masing periode, kalium daerah ditentukan.

Hasil

Eksperimen 1A

Asupan sodium klorida yang ditambahkan sebesar 6 g tidak menyebabkan perubahan tekanan daerah yang signifikan (Tabel 1). Asupan sodium rata-rata tiap hari, yang diukur berdasarkan eksresi sodium urin setelah 24 jam, adalah 191 mEq selama periode kontrol dan 279 mEq selama pemuatan sodium.

Eksperimen 1B

Pemberian campuran 6 g sodium klorida dan 6 g kalium klorida tidak memiliki efek terhadap tekanan daerah (Tabel 1).

Eksperimen 2

Pada delapan pasien yang diobati selama 4 pekan dengan 50 mg hidroklorothiazida setiap hari, tekanan daerah diastolik rata-rata meningkat pada salah satu, menurut pada lima, dan tetap tidak berubah pada dua, dibanding dengan tekanan rata-rata selama periode kontrol (Gbr. 1). Penambahan 5 g sodium klorida menyebabkan hal-hal berikut (Gbr. 1): 1) pada tiga pasien yang tidak menunjukkan penurunan tekanan daerah selama pengobatan thiazida, tekanan daerah diastolik rata-rata berkurang. 2) Salah satu dari lima pasien yang memiliki respon antihypertensif terhadap thiazida memiliki penurunan tekanan daerah diastolik lebih lanjut; tiga pasien tidak mengalami perubahan, dan satu mengalami peningkatan.

Eksperimen 3

Penambahan 5 g masing-masing sodium klorida dan kalium klorida ke dalam asupan harian lima pasien yang sedang diobati dengan thiazida dan yang mengalami hipokalemia memiliki efek-efek berikut: 1) pada empat pasien, tekanan darah distolik rata-rata tidak berubah, sedangkan peningkatan lebih lanjut ditemukan pada satu pasien. 2) Pada tiga pasien hypokalemia yang ditimbulkan thiazida tidak berubah; pada dua pasien hypokalemia sembuh. 3) pada tiga pasien yang hypokalemianya tidak dikoreksi, salah seorang menjadi lebih hypertensif. Pada dua pasien yang hypokalemianya berhasil disembuhkan, tekanan darah rata-rata tidak berubah.

Pembahasan

Sodium klorida yang ditambahkan, yang dicerna pada minuman atau ditambahkan pada makanan, melebihi yang dibutuhkan oleh subjek dan berada pada batas palatabilitas. Jumlah sodium klorida yang ditambahkan ke sodium klorida dipilih dari uji-uji Frank dan Mickelsen yang menunjukkan bahwa campuran sodium dan kalium klorida maksimal yang dapat diterima adalah setengah dari masing-masing berdasarkan berat.

Penelitian-penelitian sebelumnya tentang asupan garam berlebihan pada manusia mencakup penelitian McQuarrie dkk., dimana pemberian harian kepada anak-anak diabetes yang sama dosisnya dengan dewasa menurut berat badan yakni 70 sampai 140 g sodium klorida menghasilkan penambahan berat badan 4 sampai 5% dan peningkatan tekanan daerah diastolik dan sistloik 30 sampai 50% di atas kadar kadar kontrol. McDonough memberikan 37 sodium klorida setiap hari di atas asupan garam biasa ke individu normotensif, yang menyebabkan pembengkakan wajah dengan peningkatan tekanan daerah secara progresif. Penelitian kami meneliti efek pemberian sodium klorida jangka pendek dengan tingkat sedang yang tidak menyebabkan penambahan berat badan.

Perera melaporkan pengamatan terhadap enam pasien hypertensi setelah periode pemberian 4 g sodium klorida setiap hari yang ditambahkan ke diet yang kurang garam, kemudian ditingkatkan menjadi 15 g  setiap hari selama 8 hari. Tekanan daerah saat istirahat meningkat pada lima pasien dalam 1 sampai 4 hari. Dalam penelitian jangka pendek kami, 5 g sodium klorida yang ditambahkan setiap hari gagal mempengaruhi berat badan atau tekanan daerah.

Grieble dan Johnston menemukan bahwa kalium klorida supmenetal secara parsial mengimbangi efek-efek hypotensif dari bendroflumethiazida. Efek ini tidak ditemukan dalam penelitian kami.

Ringkasan

1)tambahan asupan sodium klorida setiap hari sebesar 6 g yang melengkapi asupan garam normal dan mencapai batas toleransi rasa diberikan selama 2 sampai 9 pekan terhadap 7 pasien yang mengalami hypersensitifitas ringan, esensial, dan tidak diobati. Ini tidak menyebabkan edema atau perubahan signifikan untuk berat badan atau tekanan daerah.
2)Pemberian selanjutnya ke kelompok subjek yang sama dengan campuran 6 g kalium klorida selama 4 pekan tidak memiliki efek signifikan terhadap berat badan atau tekanan daerah.
3)Lima gram sodium klorida suplemen yang diberikan setiap hari selama 4 pekan gagal melawan aksi antihypertensif dari hydroklorothiazida pada kebanyakan pasien yang diteliti.
4)Campuran 5 g dari masing-masing sodium klorida dan kalium klorida yang diberikan selama 2 pekan kepada lima pasien yang mengalami hypertensi arterial sistemik, terkontrol, ringan dan hypokalemia yang ditimbulkan thiazida tidak memiliki efek terhadap tekanan daerah dari empat pasien; pada salah satu pasien tekanan diastolik meningkat. Pada dua pasien hypokalemia disembuhkan dengan campuran garam tanpa mempengaruhi tekanan darah.

Comments

Popular posts from this blog

Kemajuan-kemajuan terbaru dalam memahami patogenesis pemfigus vulgaris

Sintesis Kolagen

Herpes Genital