Senam dan kegiatan fisik lainnya untuk mencegah pre-eklampsia dan komplikasi-komplikasinya (sebuah review)

Abstrak

Latar belakang: Hubungan antara peningkatan aktivitas fisik secara teratur dan pengurangan risiko hypertensi telah banyak diteliti untuk wanita-wanita yang tidak hamil. Telah disebutkan bahwa senam bisa mencegah pre-eklampsia dan komplikasi-komplikasinya. Efek-efek berbahaya yang bisa ditimbulkan oleh meningkatnya aktivitas fisik selama kehamilan, khususnya terhadap risiko kelahiran prematur dan keterbatasan pertumbuhan janin, masih belum jelas. Dengan demikian, perlu untuk menilai apakah senam dapat mengurangi risiko pre-eklampsia dan komplikasi-komplikasinya, dan jika memang ini benar, apakah manfaat olahraga lebih besar dari risiko yang ditimbulkan.

Tujuan: Untuk menilai efek senam, atau aktivitas fisik yang meningkat, terhadap pencegahan pre-eklampsia dan komplikasi-komplikasinya.

Metode review: Kami mencari data di catatan Cochrane Pregnancy and Childbirth Group Trials Register (December 2005), the Cochrane Central Register of Controlled Trial (The Cochrane Library 2005, Issue 1), dan EMBASE (2002 hingga Februari 2005).

Kriteria seleksi penelitian: Penelitian-penelitian dimasukkan ke dalam review jika penelitian tersebut adalah trial acak yang meneliti efek senam atau aktivitas fisik yang meningkat selama kehamilan untuk wanita yang berisiko pre-eklampsia.

Pengumpulan dan analisis data: Dua pereview secara terpisah memilih trial-trial untuk dimasukkan dalam review dan menarik data. Data dimasukkan ke software Review Manager untuk dianalisis, dan diperiksa keakuratannya sebanyak dua kali.

Hasil: Dua trial kecil yang berkualitas baik (45 wanita) dimasukkan dalam review. Kedua trial ini membandingkan kegiatan aerobik reguler yang cukup intensif dengan perawatan aktivitas fisik normal selama kehamilan. Interval kepercayaan cukup luas dan melewati garis tanda tidak ada pengaruh untuk hasil yang dilaporkan termasuk pre-eklampsia (risiko relatif 0,31, 95% interval kepercayaan 0,01 sampai 7,09).

Kesimpulan: Sangat sedikit bukti untuk kesimpulan yang representatif tentang adanya pengaruh olahraga terhadap pencegahan pre-eklampsia dan komplikasi-komplikasinya.


LATAR BELAKANG

Keyakinan bahwa wanita harus tetap aktif secara fisik selama kehamilan banyak dianut di berbagai kebudayaan, dan bahkan bisa ditelusuri sampai ke zaman kuno (Kitzinger 2000). Pada kebanyakan masyarakat dianggap bahwa proses persalinan akan lebih sulit jika ibu hamil tidak aktif secara fisik selama masa-masa akhir kehamilannya. Bagi beberapa orang, juga ada keyakinan bahwa menjadi aktif akan membantu mempertahankan agar ukuran bayi cukup kecil untuk melewati pelvis. Lazimnya, sifat pekerjaan wanita baik di dalam maupun di luar rumah adalah pekerjaan-pekerjaan yang tetap harus dilakukan selama kehamilan, seperti biasanya. Dengan demikian, pada kebanyakan budaya, hanya wanita yang memiliki kedudukan sosial yang memiliki pilihan terhadap berbagai aktivitas fisik yang akan dilakukan selama kehamilan. Pada akhir abad ke-20, ketika semakin banyak wanita meninggal dunia, dan dengan perkembangan alat-alat yang dapat melakukan pekerjaan di rumah, konsep olahraga antenatal pun berkembang. Senam-senam ini bertujuan untuk mempersiapkan para wanita dalam menghadapi kelahiran. Dengan perubahan gaya hidup di zaman moderen, olahraga dan senam juga telah menjadi aktivitas waktu-luang yang utama bagi para wanita. Disamping itu, wanita telah banyak yang bekerja di luar rumah yang bisa mencakup aktivitas fisik. Walaupun terdapat banyak efek gerak-badan yang mungkin dan aktivitas fisik yang lain selama kehamilan, namun review kali ini hanya membahas tentang efek yang terkait dengan pencegahan pre-eklampsia dan konsekuensi-konsekuensinya.

Pre-eklampsia adalah bagian dari berbagia kondisi yang dikenal sebagai gangguan hypertensif pada kehamilan. Hypertensi (tekanan darah tinggi) umum terjadi selama kehamilan. Sekitar 10% wanita mengalami peningkatan tekanan darah pada beberapa waktu sebelum melahirkan. Gangguan hypertensi pada kehamilan biasanya dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu: (1) hypertensi gestasional, (2) pre-eklampsia, (3) hypertensi kornis, dan (4) pre-eklampsia yang berbarengan dengan hypertensi kronis (NHBPEP 2000). Walaupun hasil dari kebanyakan kehamilan seperti ini cukup baik, namun komplikasi-komplikasi pre-eklampsia dan hypertensi parah terkait dengan penignkatan morbiditas dan mortalitas yang signifikan baik untuk sang ibu maupun untuk bayinya (DH 2000).

Pre-eklampsia mengenai 2% hingga 8% wanita hamil (WHO 1988). Penyakit ini adalah penyakit multisistem, yang bisa melibatkan otak, hati, ginjal, dan plasenta. Komplikasi-komplikasi maternal mencakup eklampsia, stroke, gagal hati dan gagal ginjal, dan koagulopati. Untungnya, komplikasi-komplikasi seperti ini jarang terjadi. Untuk bayi, terdapat risiko yang meningkat untuk pertumbuhan yang buruk dan kelahiran prematur. Penyabab pre-eklampsia masih belum pasti, tetapi yang diyakini saat ini adalah bahwa suplai darah yang berkurang ke plasenta menyebabkan terganggungnya fungsi sel-sel endothelial, kemungkinan sebagai akibat dari tekanan oksidatif.

Definisi senam (exercise) mencakup penggerakkan otot, tungkai, dll., secara khusus untuk tujuan kesehatan; pelatihan badan, mental atau spiritual. Istilah “gerak-badan aerobik” menunjuk pada gerak-badan energetik yang menghasilkan peningkatan pemakaian oksigen (sampai sekitar 40% hingga 80% dari maksimum), dan denyut jantung (sampai sekitar 50% hingga 90% dari maksimum). Level aktivitas ini diperlukan selama sekurang-kurangnya 10 menit pada sekurang-kurangnya dua hari per pekan untuk menghasilkan “efek latihan” dari peningkatan atau penjagaan fitness pada wanita yang tidak hamil (ACSM 1998). Senam non-aerobik menunjuk pada gerak-badan yang meningkatkan kekuatan ototo-otot dan fleksibilitasnya. Belum ada kesepakatan tentang tingkat senam yang ideal atau berterima, atau aktivitas fisik lain, selama kehamilan. Di Amerika Serikat, akumulasi sekurang-kurangnya 30 menit gerak-badan sedang setiap hari direkomendasikan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran wanita yang tidak hamil (ACSM 1998), dan the American College of Obstetricians and Ginecology menyarankan bahwa ini cucuk untuk wanita hamil tanpa ada komplikasi medis atau obstetri (ACOG 2002).

Tekanan darah cenderung meningkat selama gerakan fisik. Meski demikian, hubungan antara peningkatan aktivitas fisik secara teratur dengan pengurangan risiko hypertensi baru ditemukan pada populasi wanita yang belum hamil (DH 1996). Selama kehamilan, masih relatif sedikit penelitian yang meneliti efek yang mungkin dari gerak-badan terhadap hypertensi, atau terhadap risiko pre-eklampsia dan konsekuensinya. Gerak-badan aerobik yang teratur pada wanita hamil yang sehat dapat meningkatkan atau menjaga fitness fisik, tetapi masih belum jelas apakah terdapat efek lain baik untuk ibu maupun untuk bayi (Kramer 2002). Studi-studi kasus-kontrol telah menyaranan bahwa gerak-badan kerja dan rekreasional bisa terkait dengan pengurangan risiko pre-eklampsia dan hypertesi gestasional (Weissgerber 20040. Penelitian-penelitian ini sebagian besar megnevaluasi efek gerak-badan sebelum kehamilan dan selama setengah kehamilan pertama untuk wanita primiparous. Penelitian obeservasional lainnya menunjukkan bahwa kegiatan fisik, yang mencakup berdiri selama periode waktu yang lama, dan bekerja di dalam atau di luar rumah terkait dengan peningkatan risiko kelahiran prematur dan memiliki bayi dengan usia kehamilan yang singkat (Henriksen 1995; Launer 1990; Mamelle 1984). Juga ada risiko teoritis bahwa perubahan postur dan keseimbangan, dan laksitas ligamentaous yang meningkat selama kehamilan, bisa menjadikan seseorang rentan terhadap injury maternal selama gerak-bada (Sternfeld 1997).

Telah diduga bahwa perubahan-perubahan fisiologis yang terkait dengan gerak-badan teratur bisa melindungi dari pre-eklampsia (Weissgerber 2004). Mekanisme-mekanisme yang diusulkan untuk efek seperti ini antara lain pertumbuhan plasenta yang meningkat dan vaskularitas, kemungkinan sebagai respon adaptif terhadap pengurangan aliran darah plasenta yang sesekali terjadi selama gerak-badan, stress oksidatif yang berkurang, dan koreksi disfungsi endothelial vaskular, khususnya dengan senam aerobik (Clapp 2003; Jackson 1995; Power 1999). Gerak-badan teratur terkait dengan peningkatan volume plasma dan output kardiak. Senam juga telah terbukti dapat mengurangi kadar trigliserida dalam plasma (Williams 1996), sitokin-sitokin inflamatory (Clapp 2000), dan resistensi insulin (Mayer-Davis 1998), semuanya meningkat pada pre-eklampsia (Roberts 2002; Seely 2003). Gerak-badan terkait dengan keadaan emosional dan pengurangan stress dan kecemasan (Marquez 2000), dan gerak-badan relaksasional non-aerobik seperit yoga dapat mengurangi tekanan darah pada pasien hypertensi yang tidak hamil (Patel 1975; Sundar 1984). Ada kemungkinan bahwa senam non-aerobik juga bisa mengurangi risiko hypertensi selama kehamilan, walaupun ini tidak harus mempengaruhi risiko pre-eklampsia.

Hubungan antara aktivitas fisik, istirahat dan risiko pre-eklampsia masih belum jelas, walaupun wanita hamil yang mengalami hypertensi sering disarankan untuk istirahat (Caetano 2004; Maloni 1998), dengan gerak-badan yang didukung (ACOG 2002). Tujuan dari review kali ini adalah untuk menilai efek gerak-badan dan aktivitas fisik lainnya sebelum konsepsi dan selama kehamilan terhadap risiko pre-eklampsia dan komplikasi-komplikasinya.

Tujuan

Menilai pengaruh senam dan aktivitas fisik lain terhadap risiko pre-eklampsia dan komplikasi-komplikasinya.

Deskripsi Penelitian-Penelitian yang Direview

Ada dua trial kecil yang dimasukkan dalam review ini. Pada salah satu trial (USA 1997), semua wanita mengalami diabetes gestasional, dan pada trial yang lain (USA 2000), mereka memiliki hypertensi ringan atau riwayat hypertensi pribadi atau keluarga sebelumnya. Wanita-wanita pada trial ini diacak antara 18 sampai 34 pekan kehamilan untuk dimasukkan dalam kelompok senam aerobik intensitas sedang/tinggi, yang dilakukan selama beberapa pekan.

Salah satu penelitian berkelanjutan (USA 2000) merekrut wanita yang memiliki riwayat pre-eklampsia sebelumnya untuk menilai efek senam aerobik intensitas sedang bagi pencegahan pre-eklampsia rekuren.

Sebanyak 10 penelitian dikeluarkan. Lima diantaranya adalah penelitian observasional, dua diacak tidak sempurna, dia tidak melaporkan hasil klinis yang relevan, dan pada salah satu penelitian, 25% partisipan tidak diacak.

Metode Review

Pemilihan penelitian

Dua pereview secara terpisah menilai penelitian-penelitian yang berpotensi memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam review. Perbedaan diatasi dengan cara diskusi.
Penilaian kualitas penelitian

Kualitas masing-masing trial dinilai dengan menggunakan kriteria yang disebutkan dalam Buku Pegangan Pereview Cochrane (Alderson 2003). Metode-metode unutk menghasilkan urutan pengacakan dijelaskan untuk masing-masing trial, jika memungkinkan. Masing-masing penelitian dinilai kualitas alokasi concealmentnya, kelengkapan follow-up, dan penyamaran.
Penarikan data dan pemasukan data

Dua pereview secara terpisah menarik data. Data dimasukkan ke program Review Manajer (RevMan 2003), dan diperiksa keakuratannya secara berulang.

Analisis statistik

Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Review Manager (revMan 2003). Hasilnya disajikan sebagai risiko relatif ringkasan dengan interval kepercayaan 95%. Statistik I2 digunakan untuk menilai heterogeneitas diantara trial. Jika tidak ada heterogeneitas signifikan, hasil dikelompokkan dengan menggunakan model fixed-effect. Jika sebaliknya (I2 lebih dari 50%), penyebab yang mungkin akan ditelusuri dan analisis subkelompok dilakukan untuk hasil-hasil utama.

Analisis sensitifitas

Analisis sensitifitas direncanakan untuk hasil-hasil utama agar dapat menelusuri efek kulaitas trial berdasarkan concealment alokasi, dengan mengeluarkan penelitian-penelitian yang memiliki concealment alokasi tidak memadai (nilai C). Analisis akan dilakukan ketika data yang tersedia sudah mencukupi.

Analisis subkelompok

Analisis-analisis sub-kelompok yang telah ditentukan sebelumnya untuk hasil-hasil utama didasarkan pada:
1)jenis senam; apakah senam pekerjaan, rekreasiaerobik, atau rekreasi non-aerobik
2)penentuan waktu perekrutan; apakah sebelum kehamilan, pada atau sebelum 20 pekan kehamilan, atau setelah 20 pekan.
3)Intensitas senam: apakah kurang atau sedang, atau tinggi, atau ekivalennya.

Hasil

Dua trial (terdiri dari 45 wanita) membandingkan gerak-badan aerobik yang berintensitas sedang dengan aktivitas fisik normal selama kehamilan pada wanita yang berisiko sedang sampai tinggi untuk mengalami pre-eklampsia. Meski digabungkan, trial-trial ini terlalu kecil untuk bisa mengabil kesimpula yang dapat dipercaya tentang efek dari gerak-badan. Interval kepercayaan cukup luas, dan melewati garis tanda tidak ada efek untuk semua hasil yang dilaporkan termasuk pre-eklampsia (dua trial, 45 wanita; risiko relatif (RR) 0,,31, 95% interval keerpcayaan (CI) 0,01 sampao 7,09) dan hypertensi gestasional (satu trial, 16 wanita; RR 1,00, 95% CI 0,07 sampai 13,37).

Hasil yang dilaporkan lainnya mencakup kelahiran prematur (dua trial, 45 wanita; RR 1,00, 95% CI 0,07 smpai 13,37), usia bayi yang singkat selama kehamilan (satu trial, 16 wanita; RR 3,00, 95% CI 0,14 sampai 64,26), dan bagian cesar (satu trial, 29 wanita; RR 0,93, 95% CI 0,22 sampai 3,88). Tidak ada kematian bayi pada salah satu trial yang melaporkan hasil ini. Tidak ada data yang tersedia tentang hasil-hasil yang lain.

Pembahasan

Tujuan review kali ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh gerak-badan atau aktivitas fisik yang meningkat terhadap pencegahan pre-eklampsia dan komplikasi-komplikasinya. Dua trial kecil telah membandingkan efek gerak-badan aerobik sedang yang teratur selama kehamilan dengan penjagaan aktivitas fisik normal untuk wanita yang memiliki risiko sedang sampai tinggi untuk mengalami pre-eklampsia. Pada kedua penelitian, para wanita telrihat memiliki kepatuhan yang baik terhadap program gerak-badan. Akan tetapi, trial-trial ini terlalu kecil untuk bisa memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang pengaruh gerak-badan terhadap pecengahan pre-eklampsia, atau komplikasi-komplikasinya.

Gerak-badan aerobik terlihat meningkatkan kebugaran selama kehamilan (Kramer 2002). Salah satu penelitian dalam review ini juga melaporkan bahwa kebugaran kardiorespiratory meningkat 10% pada kelompok seman dibandingkan dengan 5% pada kelompok kontrol (USA 1997).

Kesimpulan

Implikasi untuk praktek

Sekarang ini, data yang ada masih belum cukup untuk mengambil keputusan yang dapat dipercaya tentang kemungkinan adanya efek senam terhadap pencegahan pre-eklampsia dan komplikasi-komplikasinya. Keputusan tentang bergapa banyak senam yang harus dilakukan dengan demikian tergantung pada masing-masing wanita, tentunya dengan selalu berkonsultasi dengan dokter.

Implikasi untuk penelitian

Para wanita sering meminta nasehat tentang jumlah senam atau aktivitas fisik yang sesuai selama kehamilan. Untuk memberikan nasehat yang baik, diperlukan trial-trial acak yang berkualitas baik dengan ukuran yang cukup besar. Trial-trial seperti ini harus mencakup pre-eklampsia dan komplikasi-komplikasinya seperti hasil kehamilan yang dilaporkan.

Comments

Popular posts from this blog

Kemajuan-kemajuan terbaru dalam memahami patogenesis pemfigus vulgaris

Sintesis Kolagen

Hubungan antara Penggunaan DMPA (Depot Medroksiprogesteron) dengan Perdarahan Uterin yang Meningkat pada Wanita yang Memiliki Berat-badan-berlebih dan Gemuk